Archive for January 2010

ARSITEKTUR MELAYU BANJAR. Ajaran Islam dalam Budaya Melayu Banjar berkaitan dengan Konsep Arsitekturnya.   Leave a comment

Abstrak

Tulisan ini bertujuan menjelaskan konsep budaya masyarakat Melayu Banjar yang dipengaruhi pengamalan ajaran agama Islam serta bagaimana wujud transformasi konsep budaya tersebut pada rumah tinggal dan lingkungan sekitarnya. Tulisan ini didasarkan pemikiran argumentatif bahwa masyarakat Banjar dan arsitekturnya adalah “varian” dari arsitektur Melayu. Dikatakan “varian” karena adanya keunikan secara sosio-kultural dan kesejarahan pada proses pembentukan masyarakat Banjar dan juga arsitekturnya yang berbeda dari masyarakat Melayu umumnya.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif interpretatif yang didasarkan; (1) data empiris sejarah islam dan kebudayaan Banjar sejak zaman pra-kerajaan Banjar hingga masa runtuhnya kerajaan Banjar, (2) data fisik dari 16 buah rumah Bubungan Tinggi yang masih tersisa di Kalimantan Selatan. Data-data tersebut  selanjutnya dikomunikasikan dengan konteks pengamalan ajaran Islam dalam masyarakat Melayu Banjar, khususnya pada masa sekarang.

Melalui proses analisis diketahui bahwa konsep budaya masyarakat Melayu Banjar dipengaruhi oleh kebudayaan Dayak, Melayu, dan Jawa serta dipengaruhi kepercayaan animisme, Kaharingan, Hindu. Beragam kebudayaan dan kepercayaan tersebut akhirnya digantikan oleh satu kebudayaan dan kepercayaan masyarakat Melayu Banjar, yaitu Islam. Namun demikian, kebudayaan dan kepercayaan Islam yang menjadi kebudayaan masyarakat Melayu Banjar saat ini dapat dikelompokkan berlandaskan tiga kategori kepercayaan, yaitu kepercayaan Islam, kepercayaan bubuhan, dan kepercayaan lingkungan. Ketiga wujud kepercayaan inilah yang selanjut nya bertransformasi dalam wujud konsep arsitektur rumah masyarakat Melayu Banjar, khususnya rumah bubungan tinggi. Wujud transformasi ke-3 kepercayaan ini dapat dilihat melalui desain lingkungan (makna simbolis unsur flora, fauna, penerapan teknologi berdasar kondisi lingkungan), desain peruangan (penerapan simbol cacak burung, ruang upacara/aruh), desain perangkaan (teknologi di atas lahan rawa), dan desain persolekan (beragam motif dan ukiran) dalam arsitektur Melayu Banjar.

Berdasar temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep ajaran Islam (yang tumbuh seiring pembentukan masyarakat Banjar) telah membentuk sikap dan perilaku masyarakat Melayu Banjar yang akhirnya melahirkan lingkungan yang Islami yang termanifestasi dalam wujud rumah tinggal.

Kata Kunci : pengaruh ajaran Islam, budaya Melayu Banjar, arsitektur Melayu Banjar

Posted 17/01/2010 by bnm in Paper

Buku#1: KAJIAN REKA ULANG REPLIKA KERATON BANJAR DI KUIN   Leave a comment

Book Cover #1

Penulis: Drs. H. Gunadi Kasnowihardjo, M.Hum; Bani Noor Muchamad, MT; Naimatul Aufa, ST

Penerbit : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan (2006).

ISBN : 979-15463-0-4; xiv + 132; 15,5 x 230 mm

PENUTUP

Read the rest of this entry »

Posted 15/01/2010 by bnm in Buku, Resensi

REKONSTRUKSI TIPOLOGI RUANG DAN BENTUK ISTANA KERAJAAN BANJAR DI KALIMANTAN SELATAN   Leave a comment

Bani Noor Muchamad dan Naimatul Aufa

ABSTRACT

The government of South Kalimantan has planned to reconstruct Banjarese palace based on the evidence of its glory in the past. This plan has firstly been conducted through the search of Banjarese kingdom location. This research itself is aimed to obtain the architecture representation of Banjarese palace, which is part of the search of Banjarese  kingdom location. Based on literature study, it is concluded that the architecture representation of Banjarese palace is identical with that of one of Banjarese traditional houses, which is high ridge house. The field study shows that there are only 16 high ridge houses left in South Kalimantan. Furthermore, based on the typology analysis, Banjarese palace in representation of high ridge house has at least 5 (five) rooms, which are: pelataran (veranda), panampik (guest room), paledangan (living room), anjung (west and east wing), and padapuran (kitchen). Besides the rooms, the palace also has distinctive features, such as the cacak burung-shaped floor plan, anjung, and the shape of the roof (sindang langit, bubungan, the anjung roof, and hambin awan).

Keyword: palace; banjarese kingdom; high ridge house.

(Paper selengkapnya dipublikasikan pada Jurnal DIMENSI (Journal of Architecture and Built Environment), Vol. 36, No. 2, December 2008, 115-126.) Penelitian dibuat tahun 2009, namun penerbitan jurnal menggunakan tanggal dan tahun 2008 karena alasan keterlambatan terbitan edisi.


Posted 01/01/2010 by bnm in Jurnal, Paper, Riset